Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Selasa (14/1), dibuka mixed cenderung menguat, melanjutkan tren pergerakan indeks acuan pada sesi penutupan Wall Street.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,55%. Indeks berlanjut naik 0,29% (23,4 poin) menjadi 8.215,3 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka naik 0,4%, tapi Kosdaq melorot 0,62%. Kospi berlanjut menguat 0,17% di posisi 2.493,76.
Pada jam yang sma indeks Nikkei 225, Jepang anjlok 1,21% (-474,03 poin) ke 38.716,37. setelah dibuka melorot 0,73% dan Topix turun 0,34%.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka naik, mencapai 0,42% (79.45 poin) menjadi 18.953,59 pada pukul 8:50 WIB. Indeks Shanghai Composite, China menguat 0,22% di 3.167,74.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan berpeluang menguat namun masih dibayangi aksi jual asing, setelah mengakhiri sesi perdagangan kemarin denagn merosot 1,02% ke 7.016. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange turun 0,33% menjadi USD18,21.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berpotensi technical rebound terbatas, namun masih terbebani oleh tekanan koreksi. Secara teknikal, indeks sudah mendekati level support di bawah 7.000, berpeluang berbalik menuju level reisitance di atas 7.100.
AnalisIndoPremier berpendapat, IHSG kembali terkonfirmasi masuk kedalam trend koreksi setelah mengalami penurunan lebih dari -10% sejak puncak tertingginya di Sept24 lalu mengikuti indeks saham Bluechip IDX30, yang digerus oleh saham bigcap seperti.Volatilitas yang menekan IHSGB diperkirakan akan tetap bertahan sepanjang 1Q25 ini
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street tadi malam ditutup variatif. Data ekonomi terkini menunjukkan ekonomi yang tangguh namun tekanan harga terus mengganggu. Komentar dari pejabat the Fed mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Yield US Treasury 10-tahun menyentuh 4,805%, dan tberakhir di 4,79%. Angka Indeks Harga Konsumen dan Beige Book bank sentral akan dirilis Rabu, yang kemungkinan akan membantu membentuk prospek kebijakan the Fed.
Saham UnitedHealth Group melesat 3,93% setelah pemerintah AS mengusulkan tarif penggantian biaya 2026 untuk rencana Medicare Advantage. CVS Health dan Humana melejit sekitar 7%. Sektor health care S&P 500 melonjak 1,27%. Sektor utilitas dan teknologi memimpin penurunan. Edison International rontok 11,89%. Sektor energi melompat 2,25% mengikuti harga minyak mentah. Saham chip terjerembab, dengan Nvidia anjlok 1,97% dan Micron Tech ambles 4,31%.
- Dow Jones Ind.Avrg. Meningkat 0,86% (358,67 poin) ke 42.297,12.
- S&P 500 menguat 0,16% (9,18 poin) menjadi 5.836,22.
- Nasdaq Composite turun 0,38% (-73,53 poin) menjadi 19.088,10.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup turun. Aksi jual meluas karena saham global berada di bawah tekanan ekspektasi bahwa The Fed akan lebih berhati-hat memotong suku bunga tahun ini. Pasar kemungkinan akan sangat sensitif terhadap data inflasi bulanan AS yang akan dirilis Rabu besok. Pekan ini, data inflasi dari seluruh Eropa, termasuk Inggris dan Jerman, akan diawasi dengan ketat. Imbal hasil obligasi Inggris 30 tahun melesat ke level tertinggi 27 tahun, memperpanjang aksi jual hingga pekan kedua.
Indeks STOXX 600 turun 0,55% menjadi 508,68. Saham teknologi dan sektor perawatan kesehatan merosot 1,2%, sementara sektor real estat anjlok 1,3%. Saham energi melonjak 1,1%. Harga minyak mentah melesat akibat perluasan sanksi AS terhadap minyak Rusia, yang berdampak pada ekspor ke pembeli utama seperti India dan China. Saham Biomerieux dan Eurazeo melesat 3,6% dan 3,7%.
- DAX 40 Jerman tutun 0,41% (-81,94 poin) menjadi 20.132,85.
- FTSE 100 Inggris berkurang 0,29% (-24,30 poin) di 8.224,19.
- CAC menyusut 0,30% (-22,40 poin) menjadi 7.408,64.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi berakhir naik. Rilis laporan pekerjaan AS, Jumat lalu, menggarisbawahi kekuatan ekonomi AS dan mengaburkan prospek penurunan suku bunga The Fed lebih lanjut tahun ini. Pasar menunggu pidato sejumlah pejabat the Fed pekan ini. Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,3% menjadi 109,9, sempat melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada awal sesi, di 110,17.
Euro melemah, sempat mencapai level terlemahnya terhadap dolar sejak November 2022. Poundsterling terus tertekan karena kekhawatiran lonjakan biaya pinjaman dan kondisi keuangan Inggris. Penurunan yen diredam oleh kabar bahwa Bank of Japan dapat menaikkan perkiraan inflasi pada rapat kebijakan bulan ini sebagai langkah awal untuk menaikkan suku bunga. Yuan melawan tren global dengan kenaikan tipis, setelah Beijing melonggarkan perizinan untuk lebih banyak pinjaman luar negeri.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.0256 | 0.0011 | +0.11% | 6:10 PM |
Yen (USD-JPY) | 157.40 | -0.0800 | -0.05% | 6:10 PM |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.2219 | 0.0017 | +0.14% | 6:10 PM |
Rupiah (USD-IDR) | 16,283 | 93.000 | +0.57% | 2:59 AM |
Yuan (USD-CNY) | 7.3320 | -0.0006 | -0.01% | 1:58 PM |
Sumber : Bloomberg.com, 13/1/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi berakhir melonjak sekitar 2% ke level tertinggi dalam empat bulan. Ekspektasi sanksi AS yang lebih luas terhadap minyak Rusia akan memaksa pembeli di India dan China untuk mencari pemasok lain. Goldman Sachs memperkirakan kapal-kapal yang menjadi sasaran sanksi baru AS mengangkut 1,7 juta bph sepanjang 2024, atau 25% dari ekspor Rusia. Proyeksinya untuk kisaran harga Brent USD70-85 akan condong ke atas.
Enam negara Uni Eropa meminta Komisi Eropa untuk menurunkan batasan harga yang ditetapkan negara-negara G7 bagi minyak Rusia. Brent dan WTI berada di jalur penutupan tertinggi sejak 26 Agustus dan 12 Agustus, mempertahankan harga kedua patokan minya itu di area jenuh beli. Harga Brent dan WTI front-month melejit lebih dari 6% selama tiga sesi perdagangan terakhir.
- Harga Brent berjangka melonjak USD1,25 (1,6%) ke USD81,01 per barel.
- Harga WTI berjangka melompat USD2,25 (2,9%) ke USD78,82 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi ditutup anjlok. Dolar AS melejit ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun setelah laporan ketenagakerjaan yang solid pekan lalu memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan berhati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga tahun ini. Beberapa trader melakukan aksi ambil untung memanfaatkan kenaikan emas pekan lalu. Investor sekarang menunggu rilis sejumlah data makro AS pekan ini, termasuk inflasi dan penjualan ritel,
Namun tarif yang diusulkan dan kebijakan perdagangan proteksionis Trump - yang akan dilantik menjadi persiden AS pekan depan - diperkirakan menyebabkan inflasi tetap tinggi dan dapat memicu perang dagang, menambah daya tarik emas sebagai aset safe-haven . untuk wawasan rencana kebijakan the Fed. Harga logam berharga lainnya: Harga perak spot ambles 2,6% ke level USD29,62 per ounce, platinum anjlok 1,4% ke USD950,90, dan paladium turun 0,5% menjadi USD943,50
- Harga emas spot merosot 1% ke posisi USD2.661,76 per ounce.
- Harga emas berjangka AS anjlok 1,3% ke USD2.678,60 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)