Bursa Siang: Manufaktur China Masih Lesu, Saham Asia Mix, IHSG Menyusut 
Friday, October 31, 2025       11:42 WIB
  • IHSG melemah 11 poin (-0,13%) ke level 8.173 pada akhir sesi I Jumat (31/10) dengan nilai transaksi Rp9,11 triliun.
  • Data resmi menunjukkan indeks manufaktur China turun ke 49, di bawah ekspektasi 49,6, menandakan kontraksi lebih dalam.
  • Harga minyak Brent melemah 0,51% ke $64,67 per barel dan WTI turun 0,58% ke $60,22 per barel.

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) tergerus tipis pada akhir perdagangan sesi I hari Jumat (31/10). IHSG menyusut 11 poin (-0,13%) ke posisi 8.173.
Saham top gainers: , , , , , , . Saham teraktif: , , , , , , .
Aktivitas trading mencatat volume sebanyak 149,17 juta lot saham. Volume tersebut menghasilkan nilai transaksi Rp9,11 triliun.
Sektor kesehatan melemah paling dalam setelah terkoreksi 1,3%. Sementara itu sektor infrastruktur terkuat, naik 0,57%.
Bursa Asia
Pasar saham Jepang memimpin kenaikan di Asia pada perdagangan hari Jumat (31/10) karena investor menilai gencatan senjata antara Washington dan Beijing. Kesepakatan ini menyusul pertemuan antara Presiden Donald Trump dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping.
Mereka mencapai semacam kesepakatan perdagangan selama pertemuan berisiko tinggi di Korea Selatan pada hari Kamis. Ini meredakan perselisihan mengenai unsur tanah jarang yang mengancam akan mendorong dua ekonomi terbesar dunia tersebut ke dalam perang dagang besar-besaran.
"Kedua belah pihak tampaknya mempertahankan daya tawar untuk negosiasi di masa mendatang dengan menjadikan langkah-langkah ini sebagai alat tawar-menawar," kata ahli strategi pasar global JPMorgan Asset Management, Chaoping Zhu.
Aktivitas manufaktur China pada bulan Oktober berkontraksi lebih besar dari perkiraan, menyusut ke level terendah sejak Mei. Sebuah survei resmi menunjukkan pada hari Jumat, karena ketegangan perdagangan dengan Washington kembali meningkat selama bulan tersebut.
Indeks manajer pembelian manufaktur resmi berada di angka 49, menurut data dari Biro Statistik Nasional, meleset dari ekspektasi ekonom sebesar 49,6 dalam jajak pendapat Reuters. Angka di atas angka acuan 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara angka di bawah angka tersebut menunjukkan kontraksi.
Aktivitas manufaktur negara itu terus berkontraksi sejak April, ketika kampanye tarif Presiden AS Donald Trump menekan pabrik-pabrik China serta permintaan global.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) +1,71%
Topix (Jepang) +0,67%
Shanghai Composite (China) -0,63%
Shenzhen Component (China) -0,62%
CSI300 (China) -1,02%
Hang Seng (Hong Kong) -0,89%
Kospi (Korsel) +0,58%
Taiex (Taiwan) +0,15%
ASX200 (Australia) +0,24%
Asia Currencies
Yen naik 0,08% menjadi 154,01 per USD
SGD naik 0,06% menjadi 1,2999 per USD
AUD melemah 0,05% menjadi 0,6552 per USD
Rupiah melaju 0,01% menjadi 16.634 per USD
Rupee naik 0,08% ke 88,6325 per USD
Yuan melorot 0,00% ke 7,1106 per USD
Ringgit naik 0,09% ke 4,1923 per USD
Baht up 0,13% ke 32,336 per USD
Oil
Harga minyak turun pada hari Jumat (31/10), karena dolar yang lebih kuat membatasi keuntungan komoditas. Sementara meningkatnya pasokan dari produsen utama global mengimbangi dampak sanksi Barat terhadap ekspor Rusia.
Harga minyak mentah Brent turun 33 sen atau 0,51% menjadi $64,67 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada harga $60,22 per barel, turun 35 sen atau 0,58%.
"Penguatan USD membebani minat investor di seluruh kompleks komoditas," kata tim analis ANZ dalam sebuah catatan.
Dolar AS menguat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Rabu bahwa pemotongan suku bunga pada bulan Desember tidak dijamin.
(reuters/cnbc/bloomberg/idx/AI)

Sumber : admin

berita terbaru