News & Research

Reader

Bursa Sore: Spekulasi Dovish The Fed Menghambat Laju Saham Asia, IHSG Berkibar
Friday, December 06, 2024       16:48 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) finis di teritori positif pada perdagangan hari Jumat (6/12). IHSG naik 69 poin (+0,95%) ke level 7.382.
Volume perdagangan mencapai 165,13 miliar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp9,61 triliun. Sektor teknologi menjadi penopang utama penguatan IHSG setelah naik tertinggi sebesar 1,82%. Sedangkan sektor kesehatan menjadi yang terlemah, turun 0,61%.
Saham top gainers LQ45: , , . Sedangkan saham top losers LQ45: , ,
Bursa Asia
Sebagian besar saham Asia jatuh pada hari Jumat (6/12) karena pertikaian politik di Korea Selatan membebani sentimen
Namun, saham Tiongkok naik ke level tertinggi tiga minggu karena investor membeli saham teknologi menjelang pertemuan kebijakan tingkat atas minggu depan yang akan menetapkan agenda dan target ekonomi Tiongkok tahun depan.
Para trader menanti data penggajian di AS sebagai sinyal apakah akan memperkuat atau melemahkan ekspektasi penurunan suku bunga the Fed bulan ini. Indeks MSCI Asia di luar Jepang melemah 0,3 persen.
Prakiraan berpusat pada kenaikan 200.000 pekerjaan pada bulan November, bangkit dari kenaikan 12.000 yang lemah pada bulan Oktober ketika hasilnya dipengaruhi oleh badai dan pemogokan. Tingkat pengangguran kemungkinan naik menjadi 4,2%, dari 4,1%.
Pasar memperkirakan hasil yang tidak pasti: tidak terlalu kuat sehingga mengancam prospek penurunan suku bunga, juga tidak terlalu lemah sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ekonomi. Kontrak berjangka menyiratkan peluang 70% penurunan suku bunga oleh Fed pada 18 Desember.
"Kali ini kemungkinan besar angka kuncinya adalah tingkat pengangguran," kata Padhraic Garvey, kepala penelitian regional, Amerika, di ING.
"Jika angka itu bertahan di 4,1%, maka kita akan memiliki pasar tenaga kerja yang optimis. Jika naik, maka tanda-tanda kelemahan yang mendasarinya akan lebih jelas."
Pergerakan besar lainnya terjadi di Korea Selatan. Parlemen sedang membahas pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol karena mencoba memberlakukan darurat militer.
Menenangkan suasana, komandan perang khusus Korea Selatan mengatakan dia akan menolak untuk menerapkan perintah baru apa pun untuk darurat militer. Penjabat menteri pertahanan juga mengatakan dia tidak akan mematuhi perintah apa pun untuk memberlakukan darurat militer.
Indeks Saham Asia
Nikkei225 (Jepang) -0,77% ke 39.091
Topix (Jepang) -0,55% ke 2.727
Shanghai Composite (China) +1,05% ke 3.404
Shenzhen Component (China) +1,47% ke 10.791
CSI300 (China) +1,31% ke 3.973
Hang Seng (Hong Kong) +1,56% ke 19,865
Kospi (Korsel) -0,56% ke 2.428
Taiex (Taiwan) -0,32% ke 23.193
S&P/ASX200 (Australia) -0,64% ke 8.420
Currency
USD-JPY ke 150,39/+0,19%
USD-SGD ke 1,3392/+0,02%
AUD-USD ke 0,6425/-0,43%
USD-IDR ke 15.845/-0,11%
USD-CNY ke 7,2632/+0,07%
USD-MYR ke 4,4193/-0,19%
USD-THB ke 34,0640/-0,21%
Bursa Eropa
Pasar saham Eropa lebih rendah pada opening perdagangan hari Jumat (6/12), karena investor di kawasan tersebut mencerna perkembangan politik terbaru di Prancis.
Indeks Pan-Eropa Stoxx 600 turun sekitar 0,06% segera setelah bel pembukaan. Hal ini terjadi setelah voting parlemen menggulingkan Pemerintahan minoritas Perdana Menteri Prancis Michel Barnier pada Rabu Malam. Mosi tidak percaya kepada Barnier terjadi setelah yang bersangkutan memaksakan anggaran yang diperdebatkan di parlemen tanpa voting. Mosi tersebut didukung oleh anggota parlemen dari sayap kiri dan kanan.
Indeks DAX (Jerman) -0,02% pada titik 20.352
Indeks FTSE (Inggris) -0,03% ke level 8.347
Indeks CAC (Perancis) 0,10% di posisi 7.337
Oil
Level harga minyak turun pada hari Jumat (6/12) sore. Permintaan yang lemah menjadi fokus setelah kelompok OPEC + menunda peningkatan pasokan yang direncanakan dan memperpanjang pemangkasan produksi yang besar hingga akhir tahun 2026.
Harga minyak mentah Brent turun 21 sen menjadi $71,88 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 15 sen, atau 0,2%, menjadi $68,15 per barel.
Selama seminggu, Brent cenderung turun lebih dari 1%, sementara WTI bertahan pada kenaikan tipis 0,1%.
(cnbc/reuters/bloomberg)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM