News & Research

Reader

Bursa Siang: Data Ekonomi China Membuat Market Asia Fluktuatif, IHSG Gagal Menghijau 
Monday, January 17, 2022       13:00 WIB

Ipotnews - IHSG gagal bertahan di zona penguatan saat sesi I berakhir pada perdagangan hari Senn (17/1). IHSG tergelincir turun sebesar 0,56 persen (38 poin) ke level 6.655.
Indeks LQ45 -0,48% ke 948.
Indeks IDX30 -0,45% ke 507.
Indeks IDX80 -0,52% ke 132.
Jakarta Islamic Indeks (JII) -0,86% ke 559.
Indeks Kompas100 -0,51% ke 1.180.
Indeks Sri Kehati -0,39% ke 374.
Indeks SMInfra18 -0,49% ke 300.
Saham Top Gainers LQ45: , , , , , , .
Saham Top Losers LQ45: , , , , , , .
Saham Teraktif: , , , , , , .
Nilai transaksi Rp5,80 triliun. Volume perdagangan sebanyak 102,32 juta lot saham. Investor asing net buy Rp124,85 miliar. Rupiah down 0,21 persen terhadap USD di level Rp14.325 (12.00 PM).
Bursa Asia
Market saham Asia berombak pada perdagangan hari Senin (17/1) karena sejumlah data ekonomi China mengkonfirmasi efek mematikan dari pembatasan virus corona pada belanja konsumen, mendorong Beijing untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter.
Yang mengkhawatirkan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia, penjualan ritel hanya naik 1,7% (YoY) di bulan Desember, meleset dari perkiraan untuk kenaikan 3,7%.
Output industri berjalan lebih baik dan ekonomi secara keseluruhan tumbuh sedikit di atas perkiraan sebesar 4,0% pada kuartal keempat.
Pasar saham China bergerak ke zona hijau. Indeks Shanghai Composite bertambah 0,32 persen dan Indeks Shenzhen Component menguat 0,89 persen. Badan statistik China menyatakan pertumbuhan ekonomi China di tahun 2021 sebesar 8,1 persen, lebih rendah dari perkiraan para analis sebesar 8,4 persen.
Sedangkan ekonomi China di kuartal IV tumbuh 4 persen di atas perkiraan sebesar 3,6 persen. Produksi industri naik melampaui perkiraan tetapi pertumbuhan penjualan ritel tertahan. Para ekonom menggarisbawahi perlambatan pertumbuhan sebagian karena faktor pengetatan di China untuk menahan varian omicron serta masalah di sektor properti serta konsumsi yang lamban.
"Penjualan ritel turun tajam," kata Johanna Chua, Analis di Citi Global Markets Asia. Menurutnya ekonomi China membutuhkan sedikit lebih banyak dukungan kebijakan.
Bank sentral China memangkas bunga kredit jangka menengah untuk pertama kali sejak April 2020 menjadi 2,85 persen. Menurut Johana Chua, pemangkasan suku bunga tersebut sesuai ekspektasi, merupakan pemangkasan yang lebih besar dari perkiraan.
Di pasar saham Jepang Indeks Nikkei 225 naik 0,69 persen sementara Indeks Topix juga naik 0,42 persen.
Bursa saham Australia ke zona hijau. Indeks S&P/ASX200 naik 0,12 persen. Sementara Indeks Kospi di bursa Korsel melemah 1,13 persen. Indeks Kosdaq turun 0,95 persen. Adapun Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,72 persen.
Indeks dolar AS naik 0,07 persen ke level 95,234.
Kurs Yen naik di posisi 114,41 terhadap USD dari sebelumnya di 115,5.
Nilai tukar dolar Australia melandai ke level $0,7207 terhadap dolar AS.
Minyak
Harga minyak menguat pada hari Senin (17/1), dengan minyak mentah berjangka Brent ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. Investor berspekulasi bahwa pasokan akan tetap ketat di tengah produksi yang tertahan oleh produsen utama seiring permintaan global tidak terganggu oleh varian virus corona Omicron. Minyak Brent naik 0,5 persen ke harga USD86,48 per barel. Minyak WTI melaju 0,7 persen ke harga USD84,44 per barel.
(cnbc/idx/bloomberg/reuters)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM