JAKARTA, investor.id - Suspensi saham PT Satria Antaran Prima Tbk () dibuka Bursa Efek Indonesia (BEI) per sesi I tanggal 17 September 2024. Sebelumnya saham kena suspensi sejak 6 September 2024 lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Meski bebas suspensi, saham Satrian Antaran Prima dimasukkan ke papan pemantauan khusus full call auction (FCA) mulai 17 September.
Saham diparkir di Rp 3.060 pada 5 September 2024, atau sehari sebelum suspensi diberlakukan. Dalam periode year to date (ytd) saham ini melambung 191,43%.
Sejak berdiri pada tanggal 9 September 2014, atau SAP Express menerapkan sistem operasional berbasis Android dalam usahanya. Inovasi ini, menempatkan SAP Express sebagai pelopor perusahaan jasa pengiriman berbasis Android di Indonesia.
Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta, Solo dan Makasar menjadi perhatian awal perseroan dalam pembangunan kantor cabang beserta jaringan yang luas hingga pelosok desa di Nusantara.
Laba
Sementara itu, sepanjang semester I-2024, Satria Antaran Prima () membukukan laba bersih Rp 4,80 miliar. Melonjak 328% dari Rp 1,12 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Laba per saham juga otomatis melejit ke Rp 5,77 per 30 Juni 2024. Dibandingkan Rp 1,35 pada periode 30 Juni 2023.
Adapun lonjakan laba ditopang pendapatan yang meningkat menjadi Rp 358,36 miliar pada paruh pertama tahun ini. Di semester I-2023, pendapatannya Rp 291,92 miliar.
Presiden Direktur Budiyanto Darmastono sempat menjelaskan, kenaikan pendapatan bersih perseroan berkontribusi positif terhadap meningkatnya laba bersih perusahaan hingga kuartal II tahun 2024.
"Sesuai dengan laporan keuangan kuartal II-2024 yang kami laporkan, terdapat kenaikan pendapatan bersih sebesar 23% dan penurunan beban usaha sebesar 8% dibandingkan dengan laporan keuangan kuartal II tahun 2023," ungkap Budiyanto dikutip Senin (16/9/2024).
Ia menambahkan, kenaikan pendapatan dikontribusikan oleh pendapatan kurir yang ada di daerah Jabodetabek, terutama pada segmen pengiriman untuk sektor e-commerce dan marketplace .
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang saham per 31 Agustus 2024, penerima manfaat akhir dari perseroan adalah Budiyanto Darmastono dan Teong Teck Lean.
Satria Investama Perdana menguasai 47,76% saham , GD Express Carrier Bhd 16,50%, GD Valueguard Sdn Bhd 10%, dan GDEX Sea Sdn Bhd 18%. Sementara masyarakat hanya menggenggam 7,7% saham. Jumlah pemegang sahamnya hanya 584 pihak.
Teong Teck Lean merupakan taipan yang memimpin perusahaan kurir Malaysia GD Express, di mana ia membelinya pada tahun 2000. Teong Teck Lean - taipan asal Negeri Jiran - kini menjabat sebagai managing director/group chief executive officer GDEX .
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM