Dari 54,41% investasi di pasar modal, mayoritas pilihan produk investasi milenial ada di saham (80,88%) disusul reksa dana (16,18%), obligasi (1,47%), dan lainnya 1,47%.
Ada temuan menarik terkait investasi dari kalangan milenial dari The Harris Poll (CNN Money, 27 Juni 2018). Peneliti menemukan 92% anak muda usia 21-37 tahun ternyata sudah suka menabung, kendati baru sepertiganya yang telah melakukan investasi di luar rencana pensiun yang dipersiapkan. Fenomena ini tentu menarik karena generalisasi tentang sosok milenial yang boros dan tidak punya minat pada investasi itu tak 100% benar.
Seperti kita tahu, generasi milenial kerap mendapat stigma boros karena tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Mereka ini kerap pula dicap sebagai generasi “besar pasak daripada tiang”, karena paling demen mengeluarkan uang untuk belanja online, jalan-jalan, kulineran, ngopi, dan update gadget, namun abai dengan investasi. Akan tetapi, benarkah milenial itu generasi yang benar-benar tidak bisa investasi?
Faktanya, milenial memikirkan tabungan dan bahkan investasi untuk kemerdekaan finansial mereka di masa depan. Namun, The Harris Poll juga menemukan sekitar 30% dari milenial saat ini tidak tahu cara berinvestasi. Sementara itu, dari sisi gender ditemukan kalau milenial perempuan yang memiliki investasi hanya di angka 26%, sementara 40% milenial laki-laki berinvestasi di luar rutinitas pekerjaan. Dengan kata lain, milenial laki-laki ternyata lebih dominan dalam investasi.
Temuan The Harris Poll terkait geliat milenial dalam investasi ini ternyata segendang sepenarian dengan hasil survei yang dilakukan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) di lingkup kalangan milenial. TICMI menemukan kalau sebagian besar generasi milenial telah melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. Dari 168 responden ditemukan sebanyak 61,76% milenial telah menerapkan pengelolaan keuangan dengan investasi.
Mayoritas pilihan investasi para milenial di pasar modal mencapai 54,41% dan sisanya di produk perbankan dan sektor riil. Dari 54,41% tersebut mayoritas pilihan produk investasi milenial ada di saham (80,88%) disusul reksa dana (16,18%), obligasi (1,47%) dan lainnya 1,47%.
Dari survei yang sama ditemukan juga kalau sebanyak 39,70% generasi milenial melakukan investasi untuk tujuan rumah, kendaraan, dan biaya pendidikan. Sementara itu, sebanyak 35,30%-nya menjadikan investasi sebagai dana darurat dan 25% untuk mempersiapkan dana pensiun di hari tua.
Kalau ditarik ke belakang sedikit, temuan TICMI ini ternyata sejalan dengan data yang dirilis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dimana jumlah investor milenial di pasar modal tercatat meningkat drastic sejak awal 2018. KSEI mencatat dari total 1,1 juta investor terdapat 26,24 % investor usia 21-30 tahun, 25,12% usia 31-40 tahun, 23,02% usia 41-50 tahun, 13,95% usia 51-60 tahun, 5,81% usia 61-70 tahun, 1,71% usia 71-80 tahun, dan sisanya di atas 80 tahun.
Data-data ini jelas menunjukkan geliat anak muda, terlebih generasi milenial, yang senyatanya sudah melirik investasi, khususnya investasi saham di pasar modal. Diakui, milenial tertarik dengan pasar modal, khususnya investasi saham karena mulai pudarnya mindset kalau investasi saham itu sulit dan mahal. Milenial menemukan dan membuktikan sendiri kalau investasi saham itu kini tak sesulit dan serumit yang seperti dibayangkan serta tak semahal seperti yang dipikirkan.
Investasi saham kini gampang dan mudah karena sudah dilakukan secara online dengan gadget di genggaman tangan. Apalagi, nabung saham online itu sejatinya tidak mengenal setoran minimum. Semuanya tergantung dari nilai saham yang ingin dibeli. Logikanya, kalau harga saham per lembarnya saja di kisaran Rp100, tentu hanya dibutuhkan dana Rp10.000,- untuk bisa nabung saham. Nabung saham dengan dana Rp10.000,- tentu sangat terjangkau dan tak sulit bagi milenial.
Di sisi lain, inovasi teknologi yang dilakukan sekuritas, seperti PT Indo Premier Sekuritas melalui aplikasi IPOTGO yang tersedia di Play Store dan App Store mampu mendekatkan saham dengan milenial yang memang tak bisa lepas dari gadget. Nabung saham kini sudah sangat mudah bagi milenial. So, saat ini memang saat yang tepat bagi milenial untuk nabung saham.